PUASA |
Puasa di dalam Islam memiliki sasaran dua dimensi; membina
hubungan dengan Allah SWT (hablun minallah) dan menjalin hubungan baik dengan
sesama manusia (hablun minannas). Sekilas, berpuasa seolah menyiksa diri. Orang
Islam yang meninggalkan puasa, selain dianggap berat juga merasa terbebani,
karena tidak mengenal keutamaan puasa itu sendiri. Dalam pandangan kebanyakan
orang, puasa dianggap mengganggu etos kerja dan kurang manusiawi. Padahal, jika
diamati, puasa memiliki hikmah dan keutamaan yang tak terhingga. Utamanya dalam
mendidik kejernihan hati yang selalu terkait dengan kehadiran dan pengawasan
Allah SWT terhadap segala tindak-tanduk manusia.
Secara umum, hikmah dan keutamaan puasa bulan Ramadhan
meliputi;
PuasaPertama, upaya seorang mukmin guna mendekatkan diri
pada pengawasan Allah SWT (muraqabatullah). Saat berpuasa, seorang muslim
menghabiskan sebagian waktu siangnya dalam keadaan lapar. Meskipun dirinya
menginginkan makan dan minum, kesadaran keimanannya menolak untuk melakukannya
demi memenuhi kehendak tulusnya terhadap perintah Allah. Ketulusan inilah yang
melahirkan kesadaran bahwasanya segala perbuatan dirinya senantiasa dilihat dan
diawasi oleh Allah SWT Pengawasan ilahiyyah hadir pada seorang yang
berpuasa meski tanpa pengawasan dari seorang pun manusia.
Kedua, mengajarkan pengorbanan luhur. Selama bulan Ramadhan,
seorang muslim dituntut meninggalkan makan, minum, dan bersetubuh yang
merupakan hak resmi bagi seluruh manusia demi memenuhi segala titah-Nya. Demi
menggapai kecintaan pada Allah SWT, perlu pengorbanan berarti dari setiap
hamba-Nya. Pengorbanan ini guna mengingatkan bahwa semua kenikmatan yang kita
rasakan berasal dari Allah SWT.
Dialah yang paling berhak untuk meminta, memberi, dan
mencabut semua kenikmatan itu kapan saja Dia kehendaki. Kemampuan mengenal dan
mengakui segala nikmat Allah mulai dari nikmat makanan, minuman, dan kesehatan.
Manusia dapat merasakan besarnya semua nikmat tersebut justru di saat
kehilangan semuanya.
Tidak sampai pada pengorbanan. Pada bulan Ramadhan ini pula
dianjurkan untuk menyucikan jiwa dan pikiran dengan berbagai ibadah dan zikir
mengingat Allah SWT Penghambaan seorang muslim hanyalah bergantung pada Allah
SWT, Tuhan yang Esa. Ketika seseorang mampu meninggalkan godaan nafsunya, ia
dengan mudah menggapai keridhaan-Nya. Ia lebih mencintai Allah SWT daripada
dirinya sendiri. Ia sadar, terlalu mencintai diri sendiri, seperti halnya
iblis, termasuk benih tidak menguntungkan bagi dirinya untuk menghambakan diri
secara total kepada Allah SWT
Ketiga, untuk melembutkan hati dan emosi. Seseorang yang
perutnya selalu kenyang, selalu memiliki kecenderungan sifat dan emosi yang
keras dan kasar. Lapar, membuat dirinya lemas dan menyadari kelemahannya pada
titik yang utama.
Hati yang keras dan kasar, tentu saja bertentangan dengan
keharusan seorang muslim. Disyariatkannya puasa menjadi wahana bagi seorang
muslim untuk membersihkan jiwa dan menghaluskan perasaannya. Tabiat nafsu
manusia, semakin kuat, kian melampaui batas. Perlu upaya mengendalikan
kekuatannya melalui
upaya yang sungguh-sungguh.
Keempat, guna menumbuhkan empati sosial. Prinsip terpenting
tegaknya masyarakat Islam ialah saling mengasihi dan menyayangi sesama umat
Islam. Sangat sulit bagi seseorang mengasihi orang miskin tanpa merasakan
sendiri pahitnya kelaparan dan penderitaan. Bulan Ramadhan adalah sebaik-baik
pengalaman bagaimana seorang yang kaya bisa merasakan penderitaan orang fakir.
Demikian rasa kasih dan sayang tumbuh dengan sendirinya
antara orang kaya dan miskin. Orang kaya merasakan penderitaan orang-orang
miskin sehingga mengasihani mereka. Seseorang tidak akan merasakan perihnya
luka dan rasa lapar kecuali dengan merasakannya sendiri.
Kelima, puasa dapat mengokohkan kekuatan akal daripada
nafsu. Dengan akal, seseorang lebih cenderung berpikir jernih daripada
mendahulukan
nafsu yang selamanya tidak memiliki akal sehat dan nurani
kemanusiaan.
Keenam, mengakui kelemahan diri yang tidak bisa hidup tanpa
makan dan minum sehingga seseorang tidak bersikap angkuh dan sombong terhadap
orang lain.
Ketujuh, puasa bisa menjernihkan hati dan pikiran. Kosongnya
perut bisa menjadikan seseorang lebih tabah menahan rasa sakit dan jernih dalam
berpikir.
Kedelapan, menjaga kesehatan dan stamina tubuh. Perut itu
gudang penyakit. Semua penyakit rata-rata disebabkan aneka makanan yang kita
konsumsi. Membatasi makanan berarti mencegah munculnya ragam penyakit dalam
tubuh. Adapun jika terdapat orang tidak sehat karena berpuasa, dikarenakan cara
puasa yang tidak sesuai anjuran syariat maupun ilmu kesehatan.